Friday, July 08, 2011

OSPEK, Orientasi atau Eksistensi ??

| |
OSPEK (Orientasi Siswa dan Pengenalan Kampus) sudah bukan rahasia umum lagi bagi mahasiswa baru yang baru masuk ke universitas, bahkan untuk mengadakan acara tahunan yang bisa di bilang besar karena menyedot dana ratusan ribu persiapannya. Kita sudah tidak usah heran atau berlagak tidak tahu apa itu OSPEK, di sini biasa disebut PKK-MABA singkatan dari Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru. Secara tertulis di buku panduan dan di susunan acara tertera dengan bahasa yang baku seperti ini contohya pengenalan kampus bagi orang biasa, pasti kita hanya berpikir tidak terlalu panjang karena sudah di jelaskan di buku panduan PKK-MABA itu bertujuan sebagai berikut :
  1. Mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi pendidikan tinggi.
  2. Mengembangkan penalaran dan keilmuan; penelusuran bakat, minat dan kemampuan; kesejahteraan; kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang, berlandaskan pada kaidah akademis, moral dan etika ilmu pengetahuan serta kepentingan masyarakat. 
  3. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas program dan sarana penunjangnya.

OSPEK dimaksudkan untuk mengenalkan kehidupan kampus kepada para mahasiswa baru. Sistem pendidikan yang baru bagi mereka, seperti SKS, penghitungan indeks prestasi dan lainnya, biasanya diperkenalkan pada acara ini. Diharapkan para mahasiswa baru yang sedang mengalami masa transisi dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi tidak canggung dengan sistem yang sama sekali baru bagi mereka.

Menilik dari tujuan tersebut, sesungguhnya OSPEK merupakan kegiatan yang bermanfaat. Namun kegitan yang sebenarnya bertujuan baik tersebut seringkali ditunggangi oleh kepentingan sesaat dari mahasiswa senior untuk melakukan tindak kekerasan kepada mahasiswa baru. OSPEK dijadikan ajang balas dendam dan kesempatan untuk menunjukkan senioritas mereka. Seringkali mereka berpikiran, kalau dahulu saya mengalami, maka sekarang saatnya saya membalas. Pola pikir balas dendam ini masih tumbuh subur di sebagian mahasiswa senior. Hal ini tidak lepas dari perlakuan kekerasan yang pernah mereka alami.

Di kampus kita tercinta ini, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB memang belum pernah dijumpai kasus kekerasan dalam kegiatan OSPEK. Karena itu, kita semua berharap kegiatan rutin tahunan ini berjalan sewajarnya, dan apa yang menjadi tujuan utama OSPEK dapat benar-benar terwujud, bukan hanya pamer eksistensi, senioritas, namun pengenalan kehidupan kampus untuk mahasiswa baru demi menciptakan kehidupan kampus yang kondusif sebagai tempat mengumpulkan pundi-pundi ilmu dalam menyongsong kehidupan bangsa yang lebih baik, serta langkah awal untuk mengukuhkan solidaritas dan kekeluargaan antara senior dan junior.

Tantangan yang perlu dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan adalah bagaimana mengembalikan OSPEK sebagai sebuah kegiatan penanaman nilai tanpa motif penyiksaan. Karena OSPEK merupakan alat paling efektif dalam meneruskan proses regenerasi organisasi kemahasiswaan dan penanaman nilai-nilai dan ideologi kemahasiswaan kepada mahasiswa baru. Untuk menujang hal tersebut hal yang dilakukan adalah;pertama terus melakukan proses kaderisasi dan OSPEK.Kedua, mengembalikan OSPEK sebagai alat penanaman nilai dan bukan sebagai pembalasan dendam. Ketiga, mengevaluasi metode yang dilakukan dengan tuntutan jaman.Keempat, membuka keran informasi dengan pihak luar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan ketidakmengertian terhadap proses OSPEK yang berjalan.

Proses OSPEK adalah proses kaderisasi yang dibutuhkan untuk organisasi kemahasiswaan, sehingga keberadaanya harus tetap dipertahankan dengan tingkat fleksibilitas terhadap perubahan jaman yang tinggi dan tidak terpasung oleh tradisi semu yang memakan korban. Proses represifitas terhadap OSPEK harus dijawab dengan sebuah transformasi proses kaderisasi yang tidak memakan korban. Transformasi tersebut menuntut sebuah kreativitas dalam menjawab perubahan paradigma masyarakat.

Apakah ini yang kita mau, apakah ini yang harus kita lalui sebagai syarat, ataukah ini adalah gerbang menuju kesuksesan meraih gelar padahal ini semua hanya pengenalan antara mahasiswa baru dengan lingkungan kampus tidak lebih dari itu. Jika ingin mendapat nilai lebih dalam kehidupan kampus maka mahasiswa baru harus bisa mensosialisasikan diri dengan kampus atas kemauan sendiri, sehingga dengan adanya dorongan dari sendiri dapat memperkuat pengetahuan untuk paham.

Tulisan dari : Shandy Deidara Syakieb (dei_syakieb)
Sumber Rujukan lain : (1) (2)

0 komentar:

Post a Comment